Jumat, 02 Januari 2009

Trenggalek Tuan Rumah Pameran Foto TKW Hongkong

Surabaya ( Berita ) : Setelah dipamerkan di Galeri Surabaya, 9 hingga 11 September lalu, giliran Trenggalek yang menjadi tuan rumah pameran 100 foto karya TKW Indonesia di Hongkong seusai Hari Raya Idul Fitri. “Nanti akan dipamerkan di rumah saya selama seminggu. Sekalian ini menjadi ajang silaturrahmi masyarakat dan keluarga para TKW,” kata Bonari Nabonenar, penggagas pameran itu kepada ANTARA di Surabaya, Sabtu [15/09].

Ia mengemukakan, di Trenggalek kemungkinan besar foto-foto itu mendapatkan apresiasi lebih baik dibandingkan dengan di Surabaya. Sebab Trenggalek dan sekitarnya merupakan salah daerah yang banyak memberangkatkan TKW ke Hongkong.

“Kita tahu bahwa TKW asal Jatim yang berangkat Hongkong itu umumnya berasal dari kawasan Selatan Jatim. Dibandingkan Surabaya, pameran di Trenggalek ini tujuannya lebih mengena,” kata penggerak sastra buruh migran di Hongkong itu.

Foto-foto karya para TKW itu memotret berbagai obyek di tempat kerja mereka, seperti gedung-gedung bertingkat hingga 60 tempat mereka bekerja, aktivitas mingguan mereka di Victoria Park, fasilitas umum, kendaraan di jalan atau perpustakaan tempat mereka memperkaya wawasan.

Bonari mengemukakan bahwa awalnya terkumpul sekitar 500 foto yang dikirim para TKW lewat internet. Sebagaimana diketahui bahwa meskipun umumnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, namun TKW di Hongkong akrab dengan teknologi informasi.

Dari 500 karya itu kemudian diseleksi yang melibat sejumlah wartawan dan fotografer di Surabaya yang terpilih 100 foto. Seleksi itu tidak sekedar karena ada yang tidak begitu baik, tapi secara materi sangat informatif.

Lewat pameran itu, Bonari berharap akan memberikan gambaran lengkap kepada masyarakat, khususnya keluarga para TKW mengenai pekerjaan para buruh itu serta suasana dan kehidupan di negeri Hongkong.

Menurut Bonari, calon TKI akan tahu bahwa mereka bisa bekerja di gedung tingkat 60. Dengan pengetahuan itu, para calon TKW bisa mengukur diri, apakah mereka berani berangkat atau tidak.

“Kalau tidak berani dengan kemungkinan bekerja di gedung berlantai 60 itu, mereka bisa memutuskan untuk tidak berangkat,” katanya.

Informasi penting lain dari pameran itu bermakna bagi keluarga TKW. Dengan foto itu, para keluarga diharapkan tahu bagaimana TKW bekerja di negeri orang dengan segala suka dukanya.

“TKW itu banyak yang stres, karena mengalami keterkejutan budaya dari orang desa bekerja di kota besar. Selain itu, mereka stres karena mengalami ‘teror’ dari keluarganya di kampung yang segera minta kiriman uang. Lewat foto ini, keluarganya bisa tahu betapa beratnya kerja para TKW itu,” katanya menuturkan. (ant)

beritasore online

0 komentar:

Posting Komentar