Jumat, 02 Januari 2009

Dalang Cilik Wuwus Nanang Galih Carito yang Kian Berkibar

Dampingi Ki Anom Suroto, Raih Penyaji Terbaik se-Jatim

Meski baru berusia 12 tahun, berbagai prestasi diraih Wuwus Nanang Galih Carito. Dalang cilik dari Desa Cakul, Kecamatan Dongko, Trenggalek itu menyabet penyaji terbaik dalam Festival Dalang Anak se-Jatim dua bulan lalu. Selain menyabet penyaji terbaik, Galih, demikian bocah ini biasa disapa, juga meraih sabet (perang tokoh wayang) terbaik pada even yang sama. Atas prestasinya itu, siswa kelas VI SDN 6 Cakul itu mendapatkan penghargaan dari Bupati Trenggalek Soeharto pada upacara hari Pahlawan dua hari lalu.


Darah seni Galih diturunkan dari kedua orang tuanya, pasangan Sairun, 39; dan Sunarsih. Keduanya berprofesi sebagai dalang dan sinden. Nah, saat sang ayah dan ibu tanggapan, Galih tak pernah ketinggalan. Orang tuanya membawakan bantal khusus bagi Galih. Jika capek dan mengantuk Galih bisa tidur sementara orang tuanya tanggapan.

Mulai dari TK tokoh-tokoh pewayangan mulai dikenalkan pada Galih. Kini anak tunggal ini sudah mengenal tokoh pewayangan sampai memainkan dengan tampil. "Paling susah ontowencono (percakapan) sama memainkan gajah (binatang dalam tokoh pewayangan disebut puspodhento)," kata bocah berperawakan gemuk ini.

Tidak seperti penampilan orang dewasa, Galih biasanya tampil selama dua sampai tiga jam. Pertimbangannya Galih yang masih anak-anak. Meski begitu kemampuan memainkan anak wayang sudah ditunjukkan Galih di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) tahun 2006 lalu. Terakhir dia tampil sebelum penampilan Ki Anom Suroto pada ulang tahun Trenggalek Agustus lalu, selain juga berbagai tanggapan yang terus datang.

Setelah berhasil menyabet prestasi di tingkat provinsi, Galih kemudian didapuk mewakili Jawa Timur dalam even serupa di tingkat nasional yang diselenggarakan di Jakarta. Dari 22 peserta, Galih terpilih sebagai 10 dalang terbaik. Dari berbagai prestasi itu, Galih saat ini mantap ingin terus menjadi dalang saat dewasa nanti.

Tak hanya Galih, namun keberhasilan juga disabet Sanggar Arum, sanggar yang ada di SDN 6 Cakul. Pada lomba dalang cilik tersebut, Sanggar Arum menyabet pemangku irama terbaik (kendang), pengiring terbaik dan dan penyaji karawitan terbaik. Kini setidaknya ada 15 anak yang aktif bergabung dalam Sanggar Arum.

"Lima belas anak ini ada yang pengrawit, tembang Jawa, penari, macapat. Semua kegiatan tersebut merupakan pembelajaran di bidang budi pekerti, untuk melestarikan kesenian Jawa yang sekarang sepertinya hampir punah," ucap Kepala SDN 6 Cakul Sarwan.

Pasca even di Jatim, SDN 6 Cakul ditunjuk menjadi pusat latihan dari peserta di kota lain seperti Madiun, Nganjuk, Pacitan dan Malang. Sedangkan rencana ke depan, Sanggar Arum bersiap tampil pada festival yang rencananya diselenggarakan di Pakuwon Trade Center, Surabaya tahun depan.

Karena berhasil menyabet prestasi di tingkat provinsi, SDN 6 Cakul tidak diperbolehkan menjadi peserta dalam festival karawitan anak yang rencananya digelar dinas Pedidikan dan Kebudayaan Trenggalek 26 November nanti. "Kami mengisi sebagai bintang tamu," kata Sarwan. [Titin Ratna, RaTu]

Radar Tulungagung [Rabu, 12 November 2008]

0 komentar:

Posting Komentar