Jumat, 02 Januari 2009

Kemarau Di Desa Cakul, Dongko, Trenggalek

Andalkan Sumber Air Selebar 1,5 M untuk Penuhi Kebutuhan Air

Kemarau yang berkepanjangan sampai bulan September tahun ini membuat warga Desa Cakul kecamatan Dongko Trenggalek harus rela berduyun-duyun antri untuk mengambil air dari satu-satunya sumber air yang ada di desa Cakul. Sumber mata air terletak di Dusun Kapit yang bentuknya menyerupai kolam selebar 1,5 meter tersebut dipergunakan untuk keperluan memasak maupun keperluan sehari-hari lainnya oleh masyarakat sekitar.


Demikian dikatakan salah satu staf Kecamatan Kecamatan Dongko, Suryono, ketika dihubungi di kantornya Jl Raya Dongko 69 kecamatan Dongko, Selasa (14/9). Suryono mengatakan, warga yang mengambil air umumnya berasal dari Dusun Tungkak Salam dan Dusun Tangkul karena lokasinya yang dekat dengan sumber air, namun warga dari dusun lain juga mengambil dari sumber tersebut. Diantara mereka, harus jalan kaki yang jauhnya hingga tiga kilometer untuk mencapai sumber mata air tersebut dan untuk mengambilnya warga harus rela menunggu antrian yang panjang. Daerah yang mengalami kekeringan musim kemarau tahun ini di desa Cangkul jumlahnya mencapai tujuh dusun.

"Kondisi seperti ini terjadi hampir terjadi setiap musim kemarau dan dari tahun ke tahun kekurangan air terasa semakin parah, untungnya sumber air tersebut, meskipun diambil ratusan warga setiap harinya tidak pernah habis dan terus mengalir," katanya.

Menurut Suryono, pihak kecamatan sudah mengajukan bantuan ke pemkab untuk pengadaan pipanisasi, sehingga masyarakat tidak terlalu jauh mengambil air namun sampai saat ini belum ada realisasi. Jadi untuk sementara ini pihak desa hanya bisa mengajukan untuk minta pengiriman air dari PDAM dengan mobil tangki, yang jumlahnya satu sampai dua tangki. Dan dari jumlah air tersebut dibagikan kepada warga secara gratis secara merata.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari banyak kepala keluarga yang pergi ke kota untuk menjadi buruh pabrik dan kuli bangunan. Sedangkan pola tanam yang dilakukan oleh warga yang memilih tetap tinggal di daerah yakni dengan menanam ketela pohon dan jagung. *(yan)

Infokom-Jatim, Selasa, 14 September 2004 16:17:17

0 komentar:

Posting Komentar