Jumat, 02 Januari 2009

PPSJS Gagas Festival Sastra Jawa

Surabaya - Paguyuban Pengarang Sastra Jawa Surabaya (PPSJS) menggagas even kebudayaan bernama Festival Sastra Jawa yang diharapkan menjadi embrio dari Festival Sastra Etnik Nusantara untuk melestarikan kekayaan seni tradisi. Ketua Umum PPSJS, Bonari Nabonenar di Surabaya, Sabtu menjelaskan, saat ini diperlukan media ekspresi alternatif untuk mewadahi aktivitas para penulis sastra Jawa dalam skala yang lebih luas.

"Sastra Jawa adalah warga dari Sastra Indonesia dan juga warga dari sastra dunia yang layak diberi ruang untuk hidup, tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat dan keinginan masyarakat pendukungnya," katanya.

Karena itu, katanya, diperlukan berbagai bentuk ekspresi bagi pegiat sastra Jawa. Even ini sekaligus untuk menghormati beberapa tokoh sastra Jawa di Jawa Timur, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

"Jawa Timur ini memiliki nama besar untuk penulis sastra Jawa. Mereka antara lain, Suparto Brata, Satim Kadaryono, Moechtar, Suharmono Kasiyun, Widodo Basuki, Tiwiek SA, Djayus Pete, JFX Hoery dan lainnya," katanya.

Menurut dia, even ini bisa digelar tahunan dan skalanya bisa diperluas dengan melibatkan seluruh pegiat sastra etnis di negeri ini. Karenanya acara ini diharapkan juga menjadi silaturahmi budaya dalam skala yang lebih besar.

Ia mengemukakan, Festival Sastra Jawa itu akan digelar 2009 dengan tema, "Desa dan Sastra Jawa". Dengan alasan itu, maka festival tersebut rencananya akan dilaksanakan di Dusun Nglaran, Desa Cakul, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek.

"Kegiatan ini akan digelar di desa karena kami berasumsi bahwa sebagian besar masyarakat pendukung sastra Jawa modern ada di daerah-daerah pinggiran, di desa-desa," katanya.

Karena itu, katanya, perlu dikaji hubungan imbal-balik antara sastra Jawa modern dengan masyarakat pedesaan, dan peran apa yang perlu dipertegas oleh para pengarang sastra Jawa dalam rangka berpartisipasi pada pembangunan masyarakat pedeaan tersebut.

Kegiatan itu akan diramaikan dengan pentas baca cerita cekak (Cerpen Bahasa Jawa), geguritan (puisi), drama berbahasa Jawa, sarasehan, pameran buku dan pemutaran film dokumenter.

Mengenai lokasi festival ini, yakni Desa Cakul adalah sebuah tempat yang jauh dari keramaian kota, yakni sekitar 10 km dari ibukota kecamatan Dongko dan 46 km dari ibukota Kabupaten Trenggalek.

"Seperti halnya wilayah di bebukitan kapur jalur selatan Pulau Jawa, lokasinya cukup indah dengan kekayaan bebatuan kapur, marmer, dan banyak lubang bawah tanah atau gua," katanya. []

Antara Sabtu, 15 Nov 2008 15:27:13

0 komentar:

Posting Komentar