Senin, 31 Agustus 2009

Joglo Nglaran

Yang saya gagas pada mulanya adalah Festival Sastra Jawa, berisi kegiatan: pergelaran sastra Jawa (baca guritan, crita cekak, dan teatrikalisasi guritan/crita cekak), sarasehan, dan bursa buku. Lalu timbullah pemikiran untuk mengintegrasikannya dengan Festival Desa. Seminar Pembelajaran Bahasa Jawa adalah rangkaian acara yang terakhir ditambahkan.

Pada mulanya juga tidak terbayang akan menggelar acara secara paralel, bahkan di 3 tempat. Maka, yang terbayang adalah: cukuplah kalau disediakan sebuah joglo sederhana yang akan bisa menampung sekitar 100 orang. Dan itulah yang jauh-jauh hari bisa disiapkan, walau pada akhirnya penyelesaian joglo beratap alang-alang seluas 7 x 8 meter itu pun sangat mepet dengan pelaksanaan festival.

Panjanganya waktu penyelesaian itu disebabkan oleh tenaganya yang hanya pocokan dari tukang yang sebenarnya masih terikat kerja dengan warga yang sedang membangun rumah. Sementara tenaga lainnya, yang juga tenaga sukarela sejak meratakan tanah landasannya hingga membuatkan pagarnya, mesti sering absen karena ada tetangga yang punya hajat. Sejak Juni hingga Agustus 2009 jadwal orang punya hajat di desa sangatlah padat, bahkan dalam sehari kadang ada 3 atau lebih orang punya hajat.

Membuat joglo sesederhana itu pun ternyata adalah pekerjaan besar. Karena, selain harus meratakan bidang tanahnya terlebih dahulu, jalan masuknya yang sepanjang 30-an meter pun mesti diperluas. Pernah dalam sehari sekitar 100 orang datang dari berbagai dusun yang ada di Desa Cakul untuk menyelesaikan pembangunan joglo Nglaran (dibangun di Dusun Nglaran) ini. Itulah antara lain kegotongroyongan ala desa yang masih dapat kita banggakan. Tampaknya, pekerjaan semacam itu tak akan bisa berjalan di kota-kota, tanpa dikomandani uang.

Walau bentuknya sederhana, diharapkan joglo Nglaran masih bisa digunakan untuk menyelenggarakan sarasehan atau latihan kesenian bagi komunitas pemuda dan warga di sekitarnya. Terpikir pula untuk menyematkan perpustakaan kecil di salah satu sudut joglo ini, untuk melayani warga sekitar yang suka membaca. Jika kota-kota memiliki gedung kesenian, gedung taman budaya dan semacamnya, Nglaran pun kini sudah punya joglo.[bon]

0 komentar:

Posting Komentar