Senin, 07 September 2009

Kadiyem: 42 Tahun Menjaga Warung Nasi [1]

Ini kisah tentang bagaimana sebuah ketekunan, ketelatenan, membuahkan hasil. Hasil yang tak harus diukur dengan berapa omzet sebuah usaha atau berapa besar keuntungannya. Menu yang disajikan di warung makan milik pasangan Sumardi (60) dengan Kadiyem (56) ini termasuk sederhana, yaitu nasi rames dengan lauk ayam goreng. Namun, karena hanya menyediakan satu jenis menu tersebut warung ini justru menjadi jujugan para pelanngannya.

Dengan hanya mengandalkan menu nasi rames tersebut ternyata setiap harinya bisa menghabiskan rata-rata 25 kg daging ayam. Itu angka yang fantastis untuk sebuah warung, walau di tepi jalan raya terbilang jauh dari kota (7 km dari Kantor Kecamatan, sekitar 40 km dari kota kabupaten).

Satu hal yang menguntungkan adalah letaknya yang, selain di tepi jalan raya, berada di dekat pasar desa yaitu Pasar Talun, Desa Pandean, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek. Tepatnya di km 41 jalan raya Trenggalek - Pacitan.

Biarpun statusnya hanya pasar desa, setiap lima hari sekali yaitu setiap Pahing pasar tersebut penggunjungnya cukup ramai, didatangijuga oleh para pedagannya dari berbagai daerah seperti TulungAgung dan Trenggalek.

Faktor lokasi yang strategis itulah tampaknya yang membuat warung ini cukup ramai. Selain itu warung ini dari segi harga termasuk murah. Satu porsi nasi rames dengan lauk ikan ayam beserta minuman baik kopi atau teh cukup dengan Rp 5.000.

Dari segi rasa juga cukup lumayan serta pelayanannya pun cukup memuaskan. Setiap harinya mulai dari memasak nasi hingga lauknya sampai masakan siap disajikan pada pembeli Kadiyem dibantu suami dan dua orang perempuan yang khusus dibayar untuk itu. Warung dibuka setiap hari mulai pukul 7 pagi sampai pukul 17.00 dan setiap hari buka kecuali hari Jumat ia tidak membuka warungnya.

Selain melayani pembeli ia juga sering menerima pesanan untuk berbagai acara yang diadakan baik oleh desa maupun instansi pemerintah, yang biasanya berupa nasi kotak/bungkus.[pur]

0 komentar:

Posting Komentar