Senin, 29 Desember 2008

Bu Amin

Siti Aminah (Bu Amin) sudah 2 kali mengunjungi dusun Nglaran (8 – 10 Oktober 2009 dan 30 Okt – 1 November 2009). Untuk apa? Untuk mengajak kita mengenali potensi dan kelemahan kita, sebagai modal untuk bangkit bersama, membangun diri dan lingkungan kita. Siapa yang membayarnya? Ia seorang pekerja sosial, seperti halnya suaminya, Moh. Zain, yang senang mengunjungi desa-desa terpencil, desa-desa di lereng gunung, lebih-lebih gunung berapi, sebagai bagian dari ’’ibadah sosial’’ dan pembelajaran diri mereka. Begitu katanya. Bahkan, Siti Aminah bersedia untuk suatu saat nanti mengajak teman yang punya perhatian di bidang sosial kemasyarakatan yang sama, yang menguasai bidang ilmu/ketrampilan yang kita perlukan untuk bertukar pengalaman dengan pemuda-pemudi dan warga kampung kita.

Ketika pertama kali menjejakkan kaki di Nglaran, ia langsung berkomentar bahwa kondisi tanah di sini tak jauh berbeda dengan beberpa desa di Gunung Kidul yang pernah dikunjunginya. ’’Ini model tanah perbukitan kapur, banyak batu dan banyak rongga bawah tanah yang potensial menyimpan air, walau di bagian permukaannya akan menjadi teralu kering di musim kemarau,’’ komentarnya.

Ibu seorang anak ini mengaku pertama kali tertarik dengan Desa Cakul dari penuturan temannnya sesama pengarang sastra Jawa yang berasal dari kampung kita: Bonari.

Untuk mengenal lebih jauh siapa gerangan Bu Amin yang dengan sukarela menjadi fasilitator untuk mengupayakan perubahan Dusun Nglaran kea rah yang lebih baik ini, langsung saja silakan kunjungi web-blog-nya. [t]

0 komentar:

Posting Komentar