Jumat, 01 Februari 2013

Berkesenian di Pedesaan

Ini sekumpulan potret, mengabarkan betapa warga di pedesaan (masih) mencintai kesenian mereka, di tengah-tengah pusaran arus dan gelombang peradaban baru yang cenderung menggilas. .

Sedang mendiskusikan sebuah mimpi

Warga Dusun Nglaran bergotong-royong merobohkan "joglo" (yang dibangun sebagai salah satu tempat sarasehan pada Festival Sastra Jawa 2009 dan diharap berumur lebih panjang, tetapi keburu rusak karena gempuran cuaca). Direncakan,akan segera dibangun lagi dengan bahan sederhana yang bisa tahan lebih lama, sebagai tempat untuk: jagongan budaya (cara ndesa), perpustakaan kecil, sekaligus arena latihan.


Rak buku dari bahan kayu sedang dibuat oleh Kang Bono.


Kerja bakti: menyiapkan tempat latihan jaranan

Mereka sepakat, jaranan harus tetap dilestarikan di kampung ini.
Mereka berlatih di malam hari dengan sarana dan prasarana seadanya

Mereka tidak seperti kebanyakan anak muda lainnya dalam hal mencintai seni tradisi di masyarakatnya. Semangat mereka begitu tinggi.


Semoga mereka tetap bersemangat!

1 komentar:

dilanjut pakde. sepurane durung biso melu ngramekne

Posting Komentar