Selasa, 24 Maret 2009

Pengarang Itu seperti Tuhan

Hari Ini Bedah Buku Perempuan Berkalung Surban

SURABAYA - Penyair Zawawi Imron mengatakan, pengarang itu seperti ''Tuhan''. Dia mempunyai kuasa untuk menentukan warna dan jalan cerita. ''Dia bisa membunuh atau menghidupkan tokoh-tokohnya sekehendak dirinya,'' ujar Zawawi pada bedah buku Karti Kledek Ngrajek dalam rangkaian acara Gebyar Buku Murah 2009 di DBL Arena kemarin.


Selain Zawawi, novel karya S.W. Warsito itu juga dibahas sastrawan Banyumas Ahmad Tohari, dengan moderator budayawan muda, Bonari Nabonenar. Acara dihadiri sekitar 200 peserta, di antaranya sastrawan Jawa Suparto Brata dan cerpenis Lan Fang.

Secara khusus Zawawi memang tidak membedah novel karya pengarang asal Nganjuk itu. Dia lebih banyak mendedahkan peran pengarang dalam menghidupkan suasana dan menentukan jalan cerita. ''Ending novel ini memang khusnul khotimah. Itu karena tokoh utamanya, Karti, mau bertobat dan bahkan kemudian menunaikan ibadah haji,'' tandas Zawawi yang menyayangkan tidak tergarapnya dialog dalam novel ini.

Sementara itu, Ahmad Tohari mengatakan, Karti Kledek Ngrajek merupakan novel antropologi. Ia, seperti halnya Zawawi, seolah menghindari untuk menimbang kadar susastra novel ini.

Dia berpendapat, novel tersebut banyak memberikan informasi tentang budaya lokal yang selama ini tidak banyak diketahui orang. Menurutnya, selama ini masyarakat tidak mempunyai banyak informasi tentang budaya yang ada di daerah. Ia berharap dengan munculnya novel ini bisa merangsang penulis-penulis lain untuk menulis tema budaya lokal.

Namun ia mengakui bahwa karya tersebut ditulis dengan gaya 60-an, karena yang menulis sudah sepuh. ''Seleranya seperti saya, karena umurnya sama,'' ucap penulis novel Rogeng Dukuh Paruk itu.

Hari ini, mulai pukul 18.30 di tempat yang sama akan digelar bedah buku Perempuan Berkalung Surban dengan menghadirkan pengarangnya, Abidah El Khalieqy. Sedangkan bagi para siswa yang ingin tahu kiat-kiat sukses menempuh UAN dan UASBN bisa menghadiri diskusi pada pukul 14.30.(lum/ari)

Jawa Pos, Metropolis, Rabu, 25 Maret 2009

0 komentar:

Posting Komentar